Always 3 Actions

Always 3 Actions

Rabu, 23 November 2016

The Jackplus


Ini adalah cerpen pertama hasil karangan sendiri, selamat membaca πŸ˜ŠπŸ˜€

 THE JACKPLUS

    Suatu hari di Kota Palangkaraya, ada seorang anak yang bernama Aditya. Kebetulan pada saat itu, telah memasuki masa kelulusan sekolah. Aditya lulus ke tingkat yang lebih tinggi yaitu, ke tingkat SMA. Ia lulus dengan hasil yang cukup baik, walaupun pada mata pelajaran hitungan seperti Matematika dan Fisikia, hasilnya tak terlalu memuaskan.
Seperti biasanya, setelah kelulusan sekolah para murid menerima waktu liburan selama sebulan dan inilah waktu yang akan dimanfaatkan oleh Aditya untuk belajar agar ia dapat lulus tes ujian akademik di SMA yang diinginkannya.
Pada saat itu, SMA yang ingin ia masuki adalah SMA Negeri 1 Palangkaraya. Aditya memiliki 2 alasan mengapa ia sangat ingin masuk ke sekolah tersebut. Pertama, karena ia diajak oleh sahabatnya sewaktu di SMP yang bernama Chua, agar mereka tetap bersama di satu sekolah lagi. Yang kedua, karena di sekolah tersebut terdapat banyak perempuan-perempuan yang cantik. Mungkin itu adalah alasan yang konyol, namun begitulah kenyataannya.
   Hari penentuan tes ujian masuk SMA pun dimulai, Aditya bersama sahabatnya si Chua sangat gugup untuk mengikuti tes ujian tersebut. Kebetulan, mereka mengambil jalur tes ujian reguler yaitu, dimana penilaian akan diambil dari hasil nilai di Ijazah dan hasil dari ujian yang mereka kerjakan.
Peserta ujiannya pun begitu banyak dan hal tersebut membuat Aditya semakin gugup. Namun, Aditya sangat percaya diri akan hasil belajarnya. Tes ujiannya pun ia lewati dengan tenang dan bahkan ia sangat merasa yakin jika seluruh soal yang ia kerjakan itu benar.
Hasil dari tes tersebut akan diumumkan beberapa hari kemudian. Dan ketika hari itu tiba, ternyata Aditya gagal. Ia berada di urutan 335, sedangkan siswa yang dterima pada jalur reguler hanya 325 siswa. Tetapi sahabatnya si Chua berhasil dan berada pada urutan 10 besar.
Padahal Aditya merasa yakin bahwa soal yang dikerjakannya itu sudah benar dan karena hal tersebut membuat ia putus asa, namun ia sangat bangga pada sahabatnya yang telah berhasil pada ujian tes tersebut.
   Keesokan harinya, Aditya dikunjungi oleh kedua sahabatnya yaitu, Chua dan Agung. Agung si sahabatnya ini berbeda dengan mereka berdua yang tes ujian di SMAN-1, ia masuk ke SMA Negeri 5 Palangkaraya.
Maksud dari kedatangan mereka berdua yaitu, untuk menghibur Aditya yang gagal masuk ke SMA yang diinginkannya. Dan kedatangan mereka pun berhasil membuat hati Aditya tenang kembali. Aditya sempat berpikir dibenaknya bahwa ‘’Mungkin ini adalah hukuman dari Tuhan, karena aku gak mau mendengarkan apa kata Ibu pada saat itu dan inilah kejadiannya. Aku menyesal karena gak mau mendengarkan kata Ibu’’.
Saat itu, ibunya Aditya menginginkannya untuk masuk ke SMA Negeri 2 dan apabila ia ingin bersekolah di tempat tersebut, ia akan dibantu oleh Ibunya untuk diterima disana. Ternyata tak sesuai dengan apa yang diharapkan ibunya, Aditya malah menolak dan ingin masuk ke SMAN-1 dan hal itu membuat hati ibunya kecewa serta untuk masuk ke SMAN-1 ia tidak akan dibantu oleh ibunya.
Kedua sahabatnya menawarkan padanya untuk masuk ke sekolah swasta yang cukup terkenal dengan siswi-siswinya yang sangat cantik yang bernama Indah Bakti Permata, yaitu sekolah yang dikhusukan untuk perempuan namun karena kepala sekolahnya diganti, maka di tahun ini sekolah tersebut dibuka untuk umum atau dalam artian pelajar laki-laki bisa masuk kesekolah tersebut.
Sekolah ini sangat mewajibkan para siswa-siswinya untuk masuk asrama yang berada di sebelah sekolah tersebut, walaupun ada rumah siswa atau siswinya yang dekat dengan sekolah. Karena baru dibuka untuk umum, asrama perempuan dan laki-laki untuk sementara dijadikan satu tempat. Walaupun diasrama mereka masih bebas menggunakan ponsel tapi jika ingin keluar masih dibatasi.

Awalnya ia ragu untuk masuk sekolah disana, tetapi  daripada ia tak bersekolah lebih baik ia menerima tawarannya. Ketika tes ujian disana, ia malah tidak percaya diri karena setelah ia berada di sekolah tersebut, pelajar yang ikut ujian tes rata-rata kebanyakan adalah perempuan. Kemudian, setelah menyelesaikan ujian tes tersebut ia melihat 5 pelajar laki-laki. Ia terkejut akan hal tersebut, dan ia pun langsung menuju ke tempat 5 pelajar laki-laki itu berada.
Ia pikir, hanya dirinya sendiri pelajar laki-laki yang masuk ke sekolah tersebut. Ia pun berkenalan dangan mereka. Nama mereka adalah MO, Audrik, Arfansius, Samuel, dan Masbay. Mereka pun berhasil masuk ke sekolah tersebut.
Sejak saat itu, mereka berenam semakin akrab dan menamakan gang mereka dengan sebutan ‘’The Jackplus’’. Karena hanya mereka pelajar laki-laki yang masuk kesekolah tersebut, mereka ditempatkan pada kamar yang sama di asrama yang kebetulan dalam satu kamar maksimal diisi oleh 6 orang. Dan mereka pun segera mengemasi barang-barangnya untuk dibawa ke sekolah tersebut.
   Besok adalah hari perdana mereka berenam untuk bersekolah. Sekolah yang mereka tempati tersebut cukup luas dan sekolahnya pun bertingkat 2 dengan jumlah kelas di tiap tingkat berjumlah 15 yang terdiri dari 5 kelas jurusan IPA, 5 kelas jurusan IPS, dan 5 kelas jurusan Bahasa. Asrama mereka pun tak seperti asrama biasanya, asrama mereka bertingkat 2, difasilitasi dengan ruang doa,Dapur,Kantin asrama,alat Mesin cuci, Wi-fi, dan Komputer tetapi sayangnya disana belum terpasang kamera pengawas atau CCTV.  Meskipun awalnya, dikhusukan untuk pelajar perempuan, Kepala Sekolah, Guru, dan para Staff disana bisa diisi oleh kaum laki-laki.
Meskipun mereka berada di kamar yang sama, namun di sekolah mereka berada di kelas yang berbeda tapi sebagian masih dalam satu jurusan dan ada yang berbeda jurusan.
Aditya berada di kelas X-IA-1, Audrik di kelas X-IA-5, Arfansius di kelas X-IA-3, Samuel di kelas X-IA-2, MO di kelas X-IA-4, dan Masbay di kelas X-IPS-2.
   Di hari pertama sekolah, seperti biasanya perkenalan antar guru dan para muridnya.
Aditya yang berada di kelas X-IA-1 bertemu dengan seseorang yang menurutnya begitu cantik, meskipun menurutnya cantik namun ia belum tertarik dengan orang tersebut. Dia bernama Adelia.
Walaupun mereka berada di kelas yang sama, mereka sangat jarang untuk berbicara.
Adelia memiliki seorang Sahabat yang bernama Ria di kelas tersebut.
Ketika jam istirahat, mereka berenam berkumpul dan makan bersama di kantin.
Disaat ingin berkumpul disana, Samuel tak sengaja menabrak dengan seorang siswi. Siswi tersebut kebetulan membawa buku, sehingga buku yang dibawanya pun terjatuh. Samuel pun segera meminta maaf dan mengambil serta memberinya ke siswi tersebut. Dan ternyata ia adalah kakak kelas yang bernama Nebira dan siswi di kelas XII-IA-1.
Samuel tak tahu jika ia adalah kakak kelas, jadi setelah Samuel meminta maaf ia langsung pergi ke kantin.
Samuel pun masih terbayang akan wajah cantik dari siswi yang ia tabrak tadi. Dan sepulang sekolah nanti, ia berniat untuk berkenalan dengan siswi tadi.
   Ketika hari pertama telah selesai, seluruh siswa-siswi pulang ke asrama dan seperti apa yang Samuel katakan tadi, ia langsung bertemu dengan siswi yang ia tabrak tadi.
Pada saat malam hari, karena MO yang sangat memiliki ketertarikan dengan perempuan yang cantik, ia mengusulkan kepada 5 teman karibnya sebuah ide. Ia berniat untuk mengintip siswi yang cantik sedang mandi. Dan hal itu pun ditanggapi dengan semangat oleh teman karibnya. Mereka pun langsung menuju ke kamar ganti dan kamar mandi perempuan. Audrik berkata ‘’Siapapun yang gak mau ikut rencana ini dianggap pengkhianat! setuju?’’ ‘’Setuju’’ jawab teman karibnya kecuali si Aditya, karena sebenarnya ia sama sekali tidak berniat mengintip. Tapi, karena ia tak ingin dianggap pengkhianat, ia terpaksa ikut. MO pun berkata, ‘’Kalian tahu gak, kelas mana yang banyak perempuan cantik?’’. Sontak teman karibnya menyahut, ‘’ Gak tahu!!’’. MO pun menjawabnya,’’ Perempuan di kelas X-IA-1 !’’.
Sontak Aditya pun terkejut mendengarnya, karena kelas tersebut adalah kelasnya dan juga kelas dimana Adelia berada. Aditya tidak ingin jika mereka mengintip perempuan yan ia sukai itu dintip oleh kelima teman karibnya oleh sebab itu, Aditya pun berpikir untuk menggagalkan rencana mereka.
Tetapi dalam perjalanan, Aditya melihat Adelia dan Ria telah keluar dari kamar mandi yang berarti bahwa mereka telah selesai mandi. Hal tersebut membuat hati Aditya lega, karena perempuan yang ia sukai itu tak termasuk kedalam daftar perempuan yang ingin diintip.

   Setelah sampai di depan kamar mandi, mereka pun menyusun suatu rencana agar bisa masuk ke dalam kamar mandi tersebut. Kebetulan saat itu, Audrik membawa 2 ponsel 3G yang dapat terhubung satu sama lain dalam video. Kedua Ponsel itu pun diikat dengan tali, ponsel yang satu dipegang oleh Audrik dan satunya lagi dimasukkan lewat jendela atas kamar mandi. Karena mereka terburu-buru, ponsel tersebut jatuh ke dalam kamar mandi. Sontak mereka pun kecewa. Audrik pun langsung menyuruh Aditya untuk mengambil ponsel tersebut, namun Aditya menolaknya. Dan hal tersebut dipertegas oleh Audrik bahwa ponsel yang jatuh itu adalah ponsel milik Aditya. Aditya pun kaget jika itu adalah ponsel miliknya, karena ponsel mereka berdua sama. Aditya dan Audrik sempat berdebat. ‘’Kenapa kau gunakan ponselku !” tanya Aditya. ‘’Cuma ponselmu yang bisa terhubung dengan ponselku saat video, jadi mau gimana lagi’’ jawab Audrik.
Karena itu adalah ponselnya, Aditya pun segera masuk ke kamar mandi tersebut. Ia takut dicap ‘’mesum atau pengintip’’ oleh teman sekelasnya. Untungnya, di dalam kamar mandi tersebut ruang pertamanya adalah ruang ganti yang sedang sepi sedangkan disebelahnya adalah kamar mandi maka, Aditya dengan mudah mengambil ponselnya.
Ketika Aditya hendak keluar dari tempat tersebut, ia mendengar suara hentakan kaki dari kelima teman karibnya yang sedang kabur dari depan ruangan. Ternyata mereka kabur karena Adelia kembali menuju ruang ganti, dan tanpa memberitahukan kepada Aditya.
Adelia pun masuk ke ruang ganti, dan Aditya bersembunyi di samping lemari.
Aditya benar-benar ketakutan jika ketahuan oleh Adelia dan juga ia takut jika orang pertama yang mengatakan dirinya mesum adalah orang yang ia sukai.
Ternyata Adelia menuju kamar mandi sepertinya ada barang yang ketinggalan disana. Dan itu adalah kesempatan Aditya untuk kabur dari sana, tetapi Aditya terpleset kemudian terjatuh ketika hendak membuka pintu.
Suara jatuh dari Aditya pun begitu keras sehingga Adelia mendengar dari kamar mandi. Lalu, Aditya langsung bergegas keluar dari sana. Kemudian Adelia melihat ponsel yang tergeletak di depan pintu kamar mandi, ternyata ponselnya Aditya tadi terjatuh ketika ia terpleset karena ia terlalu terburu-buru.
   Setelah sesampainya di kamar, Aditya langsung memarahi ke lima teman karibnya, karena langsung meninggalkannya di sana. Hari berikutnya sebelum memasuki pelajaran, Adelia memberikan ponsel kemarin kepada Aditya, tetapi Aditya begitu takut menjawab bahwa itu adalah ponselnya.
‘’Hei, ini ponselmu ya?’’ tanya Adelia. Aditya pun menjawab dengan gugup,’’ Itu...eh.. i-tu...’’.
Kebetulan saat itu, Audrik melihat mereka berdua. Audrik melihat raut wajah si Aditya yang begitu pucat saat Adelia menanyakan hal tersebut. Audrik merasa tidak tega melihat teman karibnya menanggung atas kesalahannya semalam, maka dari itu Audrik langsung menghampiri mereka dan langsung merebut ponsel tersebut dari tangan Adelia.
‘’Ini milikku !’’ Audrik menjawab.
‘’Oh, jadi kamu ya, yang suka mengintip’’ tanya Adelia.
Audrik tak memperdulikan pertanyaan Adelia tadi dan langsung pergi. Aditya pun merasa terselamatkan berkat tindakan Audrik tadi, tapi ia juga tak tega padanya karena dicap sebagai orang yang suka mengintip.
Adelia pun melajutkan obrolan pada Aditya, ‘’Untung ya, bukan kamu pemilik ponsel tadi’’.
‘’Eh, iya..’’ jawab Aditya dengan singkat.
‘’Oh iya ngomong-ngomong, siapa namamu? Hahaha, maaf aku lupa’’. Adelia bertanya.
‘’Eh, namaku Aditya’’. Jawab Aditya.
‘’Maaf ya, aku pelupa orangnya’’. Sahut Adelia.
Dan setelah itu, mereka masuk dan memulai pelajaran di kelas. Aditya merasa bangga pada Audrik atas tindakannya tadi. Karena walaupun tindakannya terkadang aneh, tetapi ia memiliki tanggung jawab yang tinggi dan mengutamkan persahabatan diantara mereka.


THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar